Nama : Faras Inayah
NIM :
B1B121039
Mata Kuliah : Keuangan Negara
Kelas : C/R006/09.30-12.00
Dampak kenaikan harga BBM terhadap Keuangan Negara
Sejak Sabtu 03 Sepetember
2022, pukul 14.30, Presiden Jokowi resmi mengumumkan kenaikan harga BBM di
Indonesia. Kebijakan ini menuai banyak pro dan kontra dimasyarakat. Mungkin
dikalangan masyarakat banyak merasa dirugikan dari kebijakan ini karena akan
menimbulkan inflasi dan melonjaknya harga kebutuhan pokok lainnya. Namun bagi
keuangan Negara juga memiliki dampak tersendiri dari kenaikan harga BBM ini,
berupa :
6
-
Membantu mengatasi pembengkakan dana APBN
Kondisi Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) dirasa sudah tidak lagi mampu menanggung pembengkakan dana APBN, jika
harga minyak dunia terus mengalami tren kenaikan dan pemerintah mempertahankan
harga BBM seperti sebelumnya, dampaknya beban APBN akan semakin berat. Tanpa
ada penyesuaian harga BBM diperkirakan kompensasi dan subsidi energi bisa jebol
hingga Rp 600 triliun. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), harga minyak mentah dunia terus menguat dalam beberapa waktu
terakhir. Pekan ini saja, Brent telah menembus level US$ 80 per barel,
sementara produksi BBM rata-rata di setiap bulan hanya sebesar 778.505 barrels
oil per day (BOPD). Kemudian di sisi lain, kebutuhan BBM sudah mencapai sekitar
1.600 BOPD. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, Pertamina harus
mengimpor lebih dari 800.000 BOPD.
Selama ini pemerintah telah menaikan anggaran kompensasi dan subsidi 3 kali lipat dari yang dianggarkan dalam APBN 2022. Semula hanya Rp152,2 triliun kini menjadi Rp502,4 triliun. Angka ini pun masih berpotensi naik hingga di atas Rp600 triliun jika harga minyak mentah dunia masih tinggi. "Angka ini dihitung berdasarkan rata-rata dari ICP yang bisa menjadi USD 105 dollar per barel dengan kurs 14.700 per dollar dan volume dari Pertalite yang diperkirakan akan mencapai 29 juta kilo liter dan solar bersubsidi 17,44 juta kiloliter. Oleh karena itu, jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM, beban pemerintah menekan subsidi energi bisa makin besar. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semakin membengkak.
- Munculnya Inflasi.
Kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sebanyak 1,9% ke inflasi tahun ini. Sehingga diperkirakan inflasi di akhir 2022 akan ada di kisaran 6,6% hingga 6,8%. Proyeksi ini meningkat dari target inflasi 2022 pemerintah sebelumnya yang sebesar 4% hingga 4,8%. inflasi pada akhir tahun ini akan melejit. Bahkan, peningkatan inflasi tidak akan berhenti sampai setidaknya paruh pertama tahun 2023. "Akhir tahun 2022 inflasi umum bisa ke 6,1% YoY. Kemudian inflasi aka terus meningkat dan puncaknya pada kuartal II-2022, kami perkirakan inflasi bisa mencapai 7,4% YoY. Selain itu, kenaikan inflasi tersebut akan memicu kebijakan moneter yang lebih ketat dengan ekspektasi kenaikan suku bunga di kisaran 75-100 basis poin (bps) tahun ini.
Terimakasih :D

Tidak ada komentar:
Posting Komentar